Senin, 09 Maret 2015

cara kerja sama - membuat minimarket

cara kerja sama - membuat minimarket

 

Tips Untuk Bekerjasama Dan Menjalankan Konsep Minimarket Mandiri

Author : Frans
Afiliasi : CBD Mandiri & Partner M3 / Bizzmixstore Indonesia
Tanggal : 2010-09-30
Topik : Tips Tips Berwirausaha & Berbisnis




Tips Untuk Bekerjasama Dan Menjalankan Konsep Minimarket Mandiri:

1. Survey awal kelayakan lokasi : analisa pasar, traffic, kepadatan penduduknya dan lengkap status surat kepemilikan tempatnya serta RAB toko.

2. Membuat analisa rencana belanja barang : dagangan toko, perlengkapan toko, legalitas usaha/perizinan, biaya transportasi kirim barang dan akomodasi tim kerja, promosi & marketing, biaya jasa konsultan dan maintanance/perawatan operasional dan pejualan atas target minimal toko tersebut.

3. Kesiapan permodalan awal yang pasti, apakah total Investor atau bekerjasama dengan Bank/Leasing.

4. Analisa asumsi modal awal terhadap rencana balik modal berapa
lama ?


5. Mau dan benar-benar menjalankan bisnis ini dengan serius, bekerjasama dengan baik serta membuat evaluasi yang obyektif atas kinerja operasional toko perminggu/perbulan dan pertahun, seperti perencanaan belanja barang, keuangan pembayaran yang baik atas stok toko dan supplier toko.

6. Investor Benar-benar komitment atas kontrak kerja kerjasama dengan Jasa Konsultan, begitu pun sebaliknya dan selalu bekerjasama yang baik secara win-win solution seperti tujuaan awal yang baik dari kontrak kerjasama yang telah disepakati.

Minimarket Mandiri Azia Mart7. Adanya disiplin sistem pembayaran ke supplier,dan menyimpan uang penjualan toko per hari ke rek baru bank yang di gunakan secara teratur dan tercontrol dengan baik.

8. Ada baiknya Owner/Investor bila ingin mendapatkan margin/keuntungan langsung dari penjualan toko diterima setiap akhir bulan dengan tidak mengambil perhari / perminggu untuk keperluan pribadi (idealnya margin/profit diterima di bulan ke 2-3, agar tidak menggangu cash flow keuangan/laporan keuangan di update yang baik terlebih dahulu dari saat GO/buka toko).

9. Bila adanya ketidaktepatan waktu atas kinerja operasional toko (SDM/Supplier) harus segera dicari solusi secara baik dan berkesinambungan tanpa harus memutuskan secara sepihak dan merugikan dari rencana awal yang baik

10. Mulailah dengan membiasakan berbelanja di toko sendiri untuk Owner/SDM toko atau teman/relasinya untuk kebutuhan perhari secara rutin dalam rangka mengejar target penjualan

11. Buatlah Rencana kerja yang baik/forecase per minggu/bln atas semua rencana ke depan operasional toko dengan bekerjasama yang baik dengan SDM dan Tim Konsultan secara obyektif & positive thinking.

12. Keberhasilan suatu bisnis usaha retail minimarket dapat diraih dengan disiplin yang kuat, kebersihan dan kerapihan toko & SDM, control pengawasan, perencanaan aplikasi belanja dan pembayaran yang akurat, komitment atas kontrak awal kerjasama yang disepakati, kreatif, inisiatif dan kecepatan pelayanan terhadap dalam operasional toko untuk SDM, dan Owner serta tim management yang membantu mengelola dalam kerjasama yang baik.

Semoga tips awal ini menjadi bermanfaat untuk membangun minimarket mandiri.

Salam Sukses

Bpk. Frans
Konsultan Minimarket Mandiri
HP : 0818152691
Email : cbdmandiri_jkt@yahoo.com


** Membantu untuk jasa konsultasi dan pengembangan toko tradisional menjadi moderen minimarket se-Indonesia dengan beberapa kategori investasi

1. Ministore Ideal                          : Investasi mulai Rp 60 jt s/d Rp100 jt
                                                     termasuk bedah toko lama menjadi baru
2. Investasi Minimarket Menengah : Rp 150 jt s/d Rp 300 jt
3. Investasi Swalayan / Grosir       : Rp 300 jt s/d Rp1,5 Milyar

Investasi belum termasuk /di luar biaya sewa tempat/renovasi kecil (negosiasi).
BEP modal rata-rata 2-3 thn tergantung modal awal dan strategis tempat usaha atas target penjualan minimarket yang akan di buka.

Informasi lebih lanjut mengenai Minimarket Mandiri bisa dilihat di halaman berikut:
CBD Mandiri - Konsultan Minimarket Mandiri

cara sukses bisnis - pendidikan

cara sukses bisnis - pendidikan

 

Tips-Tips Sukses di Bisnis Pendidikan

Author : Didik
Afiliasi : AyoPinter
Tanggal : 2011-12-05
Topik : Advertorial




Tips-Tips Sukses di Bisnis Pendidikan
Yuswohady, marketing expert dari Mark Plus, menggambarkan kondisi perekonomian masyarakat saat ini dengan istilah “marketing 3000”. Secara sederhana, maksud dari istilah ini adalah bahwasannya suatu negara akan mengalami pertumbuhan signifikan tepat setelah negara tersebut mencapai angka pendapatan per kapita sekitar US$ 3,000, dan inilah yang terjadi di Indonesia saat ini. Implikasinya adalah jumlah masyakarat menengah di kurva piramida akan semakin menggemuk. Sehingga pengusaha harus jeli melihat fenomena ini dan mentafsirkan efek positifnya.

“Pendidikan dan kesehatan menjadi komoditi yang menggiurkan dan relatif tahan krisis di saat zona seperti ini”, menurut Sandiaga Uno dalam satu forum yang penulis ikuti. Berbeda dengan industri makanan dan minuman yang cenderung sangat terpengaruh oleh selera pasar, industri jasa pendidikan khususnya lebih bersifat permanen dan stabil. Sri Irdayati, pemegang merek salah satu industri pendidikan anak-anak usia dini, mengatakan “Jika krisis itu pun datang di suatu negara, kebutuhan masyarakat di negara tersebut untuk pendidikan anaknya tidak mungkin mereka abaikan. Pastinya, sesusah apapun kondisi suatu keluarga terdidik, pendidikan yang terbaik buat anaknya tidak mungkin dikorbankan, bila perlu semua hal yang dimiliki direlakan untuk ini.”

Namun, mungkin sebagian orang masih menganggap bahwa mengoperasionalkan bisnis pendidikan terkesan tidak begitu mudah. Namun tenang saja, di sini akan disajikan tips-tips untuk Anda dalam menset up bisnis ini. Semoga Anda bisa mendapatkan pencerahan sehingga nantinya tidak ketinggalan dalam menangkap peluang emas ini.

Tips-tips sukses di bisnis pendidikan:
  1. Lokasi yang berdekatan dengan sekolah, atau perumahan, bila perlu ditambah traffic keramaian, juga mendukung keberhasilan Anda.
  2. Sistem pelayanan pelanggan menjadi keharusan yang harus Anda penuhi di bisnis ini.
  3. Jika Anda tidak mempunyai banyak waktu, ataupun ingin mendapat percepatan kesuksesan di usaha bisnis pendidikan, Anda dapat bermitra dengan franchise-franchise di bidang ini. Namun, Anda harus jeli dalam memilihnya. Salah satu parameter yang dapat menjadi bahan pertimbangannya adalah mencermati kekuatan/keunggulan produk yang dimiliki, yakni kurikulumnya termasuk metode belajar. Ini merupakan basic values dalam bisnis pendidikan yang menjamin sukses berkelanjutan. Dukungan franchisor yang terjamin juga menjadi poin penting untuk menjadi catatan Anda.

Salah satu usaha bidang pendidikan yang juga menawarkan kemitraan dengan konsep franchise adalah AyoPinter. AyoPinter, dengan jumlah siswa yang tersebar di berbagai cabang di seluruh Indonesia: Jakarta, Jawa Barat, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Grogot, dan Palembang dapat menjadi pilihan yang tepat bagi Anda.

Beberapa rangkuman pendapat/testimoni mitra-mitra yang memiliki outlet/sekolah AyoPinter mengenai alasan-alasan mereka mengapa memilihi AyoPinter:
  1. Kekuatan produk: Bimbel&Cafe, Kampung English, Calistung Fred Wispel, Gymnastic English
  2. Kemudahan operasional karena semunya berbasis sistem informasi computerised
  3. Investasi terjangkau dan dapat dicicil
  4. Omset yang signifikan dibanding usaha di bidang lain. Karena kekayaan intelektual memang layak untuk dihargai lebih.
  5. BEP dapat dicapai dalam 2 semester

Pilihan memang terbuka lebar buat Anda, namun fenomena marketing 3000 secara kasat mata, semisal kemacetan mobil-mobil, memang selayaknya menyadarkan kita bahwa kebutuhan masyarakat menengah (keluarga eksekutif muda) yang jumlahnya terus menggelembung memang ada di seputaran pendidikan.

Selamat memilih jalan kesukesan Anda

Cheers,
Didik
081386487280


Klik banner di bawah untuk informasi lebih lengkap mengenai peluang usaha di dunia pendidikan, AyoPinter :


 

ber - wira - usaha -1

ber - wira - usaha -1

 

Ketika Berwirausaha Menjadi Pilihan ...

Author : Zulfikar Hazli
Afiliasi : Cikendak Ayam Bebek Bakar
Tanggal : 2011-01-26
Topik : Motivasi




Ketika Berwirausaha Menjadi Pilihan ...
 

Ketika hidup dihadapkan pada banyak pilihan dan kita harus menentukan pilihan itu, banyak sekali orang merasa bingung dengan situasi seperti ini. Sehingga muncul pertanyaan, sesungguhnya mana yang lebih baik "hidup dengan dihadapkan pada banyak pilihankah sehingga kita bisa memilih diantara sekian pilihan yang ada atau kita terpaksa harus memilih suatu pilihan karena hanya ada 1 pilihan yang diberikan kepada kita?". Jika kita melihat situasi saat ini kita bisa menjawab bahwa pertanyaan ke-2 lah yang sesungguhnya sering ditemui dalam kehidupan kita. Karena tidak banyak orang yang dapat memilih dari sekian banyak pilihan yang ada pada dirinya, justru sekarang ini lebih banyak orang yang merasa terpaksa harus memilih karena memang tidak ada pilihan lain. Paparan saya diatas hanya sekedar untuk me-refresh kembali atas anugerah, rahmat & berkah yang sedang kita miliki saat ini dari Sang pencipta alam semesta. Mungkin saja kita adalah termasuk diantara orang - orang yang beruntung yang masih bisa memilih dari sekian banyak pilihan dalam hidup ini.

Dalam kaitannya dengan konteks judul tulisan ini saya hanya ingin berbagi pengalaman kepada teman - teman yang sedang membaca tulisan saya, yaitu apa yang pernah menjadi pengalaman hidup saya hingga kemudian akhirnya saya menjatuhkan pilihan bahwa "ber-wirausaha" adalah menjadi profesi saya setelah selama kurang lebih dalam kurun waktu 13 tahun saya merambah berbagai macam profesi.

Jika melihat kembali kebelakang perjalanan hidup saya yang penuh dengan warna-warni baik itu warna yang indah maupun warna yang kurang indah maka tidak lepas pula dari cita-cita & impian yang saya miliki. Sehingga berbagai pengalaman profesi pernah saya geluti. Diantaranya ketika dimasa - masa saya pertama kali manginjakkan kaki di tanah Sunda, Bandung saya sempat menjadi pekerja di Restoran cepat saji asal Amerika (Wendy's) sebagai pelayan, namun hanya saya jalani selama 3 bulan. Kemudian ditahun-tahun awal saya kuliah untuk menambah uang jajan yang terbatas dari orang tua saya mencoba menjadi tenaga pemasar untuk kartu kredit dari suatu bank ternama (Citibank) edisi mahasiswa sehingga saat itu hampir 1 angkatan saya menjuluki saya dengan sang agen kartu kredit kampus.

Selesai kuliah saya sempat meniti karir pada suatu perusahaan minuman ringan ternama dari Amerika (Coca-Cola) hingga akhirnya saya harus mengundurkan diri dari perusahaan itu. Selanjutnya setelah tidak lagi menjadi pekerja saya mencoba memberanikan diri membuka usaha Rental Play Station di garasi rumah yang saya sewa di Bandung. Pada awalnya usaha itu saya dirikan join ber-3 dengan teman yang akhirnya usaha itu dapat saya miliki sendiri. Tidak cukup hanya disitu saja, saya berhasil menjual proposal kepada teman saya untuk menjadi investor agar membuka usaha sejenis ditempat lain walaupun pada akhirnya usaha teman saya itu kurang berhasil. Usaha rental PS inilah yang telah berhasil memicu naluri kewirausahaan sehingga saya yakin bahwa saya bisa manjalankan suatu usaha.

Setelah saya memutuskan kembali ke Aceh yang merupakan kota kelahiran saya, saya juga pernah menjalani profesi sebagai seorang kontraktor yang akhirnya saya tinggalkan karena bertentangan dengan jiwa & batin saya. Akhirnya saya memutuskan membuka toko sembako dimana saya tidak memiliki pengalaman apapun pada bidang itu. Tapi keyakinan saya mengatakan kalau saya akan bisa menjalankan usaha sembako itu karena usaha rental PS yang pernah saya jalankan saya anggap sukses hingga dapat kembali modal. Kucinya adalah mau belajar, yakin dan tidak cepat menyerah. Bahkan saya juga sempat menjalankan usaha MLM dimana saya mendapatkan banyak pembelajaran tentang bagaimana untuk selalu berpikir positif, tidak mudah putus asa, serta membangun personality yang baik meskipun pada akhirnya saya putuskan tidak melanjutkannya. Alhamdulillah usaha sembako saya terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hingga memasuki tahun ke 3 usaha saya itu Aceh ditimpa oleh musibah besar Gempa & Tsunami 26 Desember 2004. Syukurnya kota tempat dimana saya tinggal tidak termasuk bagian kota yang terkena dampak bencana itu. Hingga akhirnya saya terlibat dengan proses tanggap darurat yang dilanjutkan dengan fase rehab & rekon dimana ketika itu saya menjadi tenaga administrasi & klerikal pada NGO asing pertama saya (IOM).

Pada awalnya saya hanya seorang tenaga admin & klerikal biasa sampai kemudian saya dipromosikan menjadi staf keuangan junior. Di NGO itu lah selama 19 bulan bekerja saya belajar banyak hal dan terus menerus meng-upgrade kapasitas saya dengan menyerap semua ilmu yang saya dapatkan tidak hanya dari staf lokal tapi juga para expatriate nya. Sampai kemudian saya mendapatkan posisi manager saya yang pertama di NGO asing setelah IOM meskipun saya hanya diberikan kontrak untuk 4 bulan saja. Selanjutnya sebelum masa kontrak saya selesai saya mendapatkan tawaran kerja di NGO berikutnya dengan posisi sebagai manager admin & keuangan yang tentu saja itu merupakan tantangan berikutnya bagi saya untuk membuktikan diri bahwa saya layak diberikan posisi itu. Setelah kurang lebih 9 bulan saya ditempat yang baru itu, saya kembali sudah diterima ditempat lainnya karena kontrak kerja di NGO sebelumnya akan segera berakhir. Pada NGO ini yang merupakan NGO terakhir bagi saya. Saya juga mendapatkan posisi dengan level manager selama kurang lebih 1,5 tahun. Selama periode itu pula saya terus mengembangkan kapasitas saya agar semakin teruji & terasah.

Menjelang berakhirnya masa kontrak saya di NGO terakhir inilah saya membuat pilihan yang akan menentukan kehidupan saya berikutnya dengan mengatakan "ini menjadi akhir dari perjalanan karir saya menjadi seorang pekerja, kini saatnya saya memulai untuk menggapai apa yang menjadi impian saya yaitu meraih A Truly Freedom dengan cara berani melangkah kesebelah kanan kuadran yaitu kembali menjadi seorang wirausaha seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya".

Pasti teman - teman yang membaca tulisan ini akan bertanya 1. Apakah semudah itu membuat keputusan merubah haluan, apa lagi menyangkut profesi dimana profesi itu telah memberikan kontribusi materi yang besar kepada kehidupan kita?, 2. Apakah kita tidak takut gagal kalau mencoba menjadi seorang wirausaha karena begitu banyak contoh mereka yang gagal dengan usaha mereka?, 3. Apakah sanggup mengurus usaha/bisnis yang jauh lebih kompleks masalahnya dibandingkan apabila kita sebagai pekerja? Seterusnya dan seterusnya pasti akan muncul puluhan pertanyaan lainnya yang mempertanyakan pilihan yang telah saya ambil itu. Tapi saya hanya ada 1 jawaban dari sekian banyak pertanyaan tadi yaitu "Hidup ini adalah Pilihan, jadi tentukanlah pilihan itu ketika kita masih bisa memilih". Meskipun saya menyadari bahwa menjadi & merintis suatu usaha itu tidak mudah tetapi setidaknya saya telah mempersiapkan diri saya untuk itu. Pengalaman saya pernah menjadi pekerja, wirausaha & kembali menjadi pekerja telah memberikan pemahaman yang luas atas namanya "kepuasan batin". Tidak bisa dipungkiri tawaran gaji yang besar dari beberapa NGO sempat menggoyah keyakinan saya. Namun karena impian - impian saya jauh lebih besar dari hanya sekedar tawaran gaji yang tinggi maka saya menutup mata dan telinga saya untuk semua tawaran itu.

Yang saya share disini dari paparan saya diatas adalah jika teman - teman telah memutuskan untuk merintis suatu usaha yang mungkin saja usaha itu sangat berbeda dari profesi kita sebelumnya jangan pernah takut untuk meneruskannya. Karena sesuatu yang baru itulah bisa jadi akan menjadi keahlian kita selanjutnya bahka bisa mendatangkan rizki yang jauh lebih banyak dari profesi sebelumnya. Oleh sebab itu maka lindungilah pilihan yang sudah anda tentukan itu agar tetap terjaga dan terpelihara dengan cara :
  1. Tuliskan, ceritakan, gambarkan, & diskusikan apa-apa yang menjadi rencana-rencana kita berikutnya kepada siapa pun agar rencana-rencana tadi tetap terjaga dalam impian kita
  2. Hadirkan diri kita pada komunitas yang medukung rencana-rencana kita tadi agar kita merasakan dukungan dari orang-orang disekitas kita
  3. Persiapkan diri kita dengan mulai menggali sebanyak-banyaknya referensi, pengetahuan, berita, catatan-catatan, informasi, dan apapun itu yang berkaitan dengan rencana-rencana kita kedepan agar kita mudah memulainya
Ketiga point inilah yang saya lakukan ketika saya mempersiapkan usaha yang sedang saya jalankan sekarang. Dan terbukti dengan melakukan ketiga hal itu saya tidak menemukan hambatan yang begitu berat.

Ada cerita lucu sekaligus menarik bagi saya ketika ada seorang teman dari tempat kerja saya terakhir menelpon saya dan mengatakan bahwa dia ingin magang di tempat usaha saya. Tentu saja niatnya itu mengejutkan saya. Setelah saya coba konfirmasi kembali kepadanya tentang niatnya itu teman saya itu kembali mengatakan bahwa dia benar-benar ingin sekali magang di tempat saya dengan alasan dia ingin memulai usaha dibidang kuliner dikota dimana dia tinggal sekarang tetapi sebelum dia memulainya dia ingin mendapatkan gambaran secara koprehensif bagaimana sebenarnya memulai suatu usaha itu khususnya usaha dibidang kuliner. Setelah menempuh 3 jam perjalanan akhirnya teman saya tadi tiba di tempat usaha saya. Saya katakan padanya kalau tempat usaha saya ini sangat terbatas sehingga tidak ada kamar yang memadai untuk dirinya. Tetapi teman saya tadi katakan tidak ada persoalan saya akan siap tidur di atas meja sama seperti karyawan saya yang lainnya. Karena dia benar-benar ingin terlibat & melihat secara langsung mulai dari persiapan buka hingga tutupnya tempat usaha saya. Akhirnya dia pun memulai hari-harinya dimulai dari diskusi dari A-Z hingga ikut praktek memasak di dapur. Singkat cerita segala aspek yang teman saya itu ingin ketahui sudah saya bagikan padanya ditambah dengan tips-tips bagaimana agar membuat makanan itu lebih enak dan cantik dalam tampilannya di atas meja. Dengan penuh semangat dan antusias saya terus memberikan support dan dukungan atas niatnya untuk menjadi wirausaha bahkan saya juga sempat menawarkan kerjasama padanya agar teman saya itu tidak perlu merintis dari awal seperti yang sudah saya lakukan.

Disela-sela diskusi yang kami lakukan selama dia magang, teman saya tadi suka sekali menceritakan bagaimana kondisinya saat ini. Banyak sekali keluhan-keluhan yang disampaikannya mulai dari lokasi tinggalnya yang jauh dari pusat keramaian hingga masalah istrinya yang tidak mendukungnya untuk menjadi seorang wirausaha. Masih banyak keluhan-keluhan lainnya yang diutarakannya pada saya. Bahkan teman saya tadi juga sering membandingkan kondisi saya dengan kondisi dirinya dengan mengatakan keadaan saya jauh lebih menguntungkan dari pada dirinya karena selain memiliki cukup modal juga mendapat dukungan penuh dari keluarga. Sampai akhirnya setelah sekitar 4 hari magang dia memutuskan untuk kembali kekotanya dengan harapan bisa segera memulai usaha yang dia sudah rencanakan dengan sedikit bekal pengetahuan dari hasil magangnya itu. Saya terus memantau teman saya tadi dengan memberinya semangat dan dukungan melalui sms agar dia harus memulai apa yang telah dia rencanakan sebelumnya. Singkat cerita pada suatu hari dia mengabari saya bahwa dia sekarang telah menjadi seorang pialang dan meminta saya menjadi investornya. Sementara keinginannya untuk menjadi wirausaha kuliner dia hentikan tanpa alasan yang jelas. Tentu saja semua ini membuat saya tertawa dalam hati. Karena prediksi saya sejal awal kedatangannya adalah benar bahwa teman saya tadi tidak akan berani mewujudkan renacana yang pernah dia ceritakan kepada saya sekalipun dia telah melakukan magang ditempat saya. Dan prediksi saya itu akhirnya benar setelah menerima kabar darinya kalau dia telah menjadi seorang pialang.

Dari cerita teman saya diatas tadi ada pelajaran yang bisa saya bagikan kepada teman - teman yaitu :
  1. Ketika kita sudah memutuskan untuk merintis suatu usaha maka jangan pernah mengaharapkan suasana, kondisi, keadaan, dan apapun itu namanya yang ada pada diri/sekitar kita akan baik-baik saja/normal. Karena jika kita sudah mulai mengeluhkan keadaan kita pada orang lain maka percayalah keluhan-keluhan yang keluar itu akan melunturkan bahkan membuyarkan niat yang telah kita rencanakan.
  2. Tidak akan pernah terjadi ketika kita akan memulai sesuatu yang baru maka serta merta orang-orang disekitar kita akan mendukung kita sepenuhnya. Bahkan tantangan terberat bisa datang dari orang terdekat kita. Oleh karena itu hadapilah semua tantangan itu karena itulah yang akan menguatkan niat kita untuk berubah.
  3. Percayalah tidak harus menunggu terlebih dahulu diri kita menjadi ahli, pakar, master, bahkan suhu, atau apapun itu untuk memulai suatu usaha. Karena ide, konsep, dan jenis usaha yang akan kita pilih itu bisa datang dari sesuatu yang sederhana apakah itu dari sekitar kita atau dari perjalanan hidup kita selama ini. Sehingga untuk mewujudkannya dapat dilakukan dengan melakukan 3 huruf ini yaitu : A-T-M ( Amati - Tiru - Modifikasi ) karena saya telah membuktikannya dengan usaha yang sedang saya jalankan ini.
Sebagai penutup saya ingin menyimpulkan bahwa :
  1. Ketika kita memutuskan untuk berwirausaha tetapi kita belum mempunyai ide ataupun konsep usahanya mulailah dengan menggunakan teori A-T-M tadi. Karena semakin banyak pengamtan yang dilakukan maka akan memperkaya diri kita dengan ide-ide & konsep-konsep baru yang bisa menjadi ide & konsep baru yang orisinil
  2. Jangan pernah mengaharapkan situasi normal ketika akan memulai usaha. Semua kendala dan tantangan yang muncul sebelum kita memulai usaha merupakan anak tangga yang mesti kita lewati bukan untuk dihindari. Karena sebelum mencapai puncak anak tangga tertinggi maka akan lebih indah apabila kita berhasil melalui anak tangga dibawanya dengan mulus.
  3. Saya percaya dengan ungkapan "success is a journey not a destination", bahwa ukuran kesuksesan itu bukannlah dilihat dari hasil akhirnya tetapi dari proses yang mampu dilewati untuk mencapai hasil akhir yang kita impikan itu. Karena percayalah tidak ada kata "instant" untuk menggapai suatu kesuksesan. Yang ada hanya K-O-P-I-F-A ( Kerja keras, Optimis, Percaya diri, Invasi, Fokus, & Antusias ) yang dapat mengantarkan kita ke puncak kesuksesan
Selamat menentukan pilihan hidup anda, karena pilihan yang anda ambil sekarang akan menentukan perjalanan hidup anda berikutnya.

Salam Wirausaha ...
Zulfikar Hazli
Owner Franchise Cikendak Ayam Bebek Bakar

membangun bisnis 1

membangun bisnis 1

Cari Duit VS Membangun Bisnis

Author : Burang Riyadi MBA
Afiliasi : International Franchise Business Management (IFBM)
Tanggal : 2012-12-22
Topik : Tips Tips Berwirausaha & Berbisnis




Cari Duit VS Membangun Bisnis.


Saya selalu terinspirasi saat mendengar presentasi dari tokoh - tokoh UKM yang memberikan seminar untuk memotivasi pebinis ( atau calon pebisnis ). Mereka menjalankan bisnisnya dengan penuh antusias, dan bahkan tidak merasakan adanya kesulitan. Tentunya hal itu karena mereka mengerjakan bisnisnya dengan ikhlas dan perasaan senang
Beberapa peserta seminar juga kelihatan terinspirasi dan termotivasi. Mereka berdiri dan bertanya, bagaimana caranya untuk memulai berbisnis dengan sukses. Yang lainnya juga bertanya mengenai kiat sukses menjalankan bisnis

Sering kali saya mendengar pencerahan dari pemberi seminar bisnis bahwa untuk memulai bisnis yang terpenting segera memulai saja berbisnis. Yang terpenting action ! Jika makin dikaji - kaji maka biasanya bisnisnya tidak akan kunjung dimulai. Dan begitulah mereka memulai bisnis mereka dulu.
Tapi saya berpikir lagi sambil melihat kenyataan yang ada dari pebisnis disekitar kita. Pengamatan saya melihat bahwa tidak banyak pebisnis kita yang bisnisnya berstandar global. Pengusahanya mungkin menjadi kaya raya dan sangat sejahtera. Tetapi bisnisnya tidak menjadi bisnis kelas dunia. Atau fenomena yang lain terlihat bahwa pengusaha yang sudah kaya ini membuat bisnis-bisnis lain. Merek - merek baru. Kelihatannya mereka akan mengoptimalkan produktifitas uang dan kekayaannya
Saya jadi melihatnya bahwa mereka berorientasi menambah kekayaan. Cari duit adalah tujuan utamanya. Memang tidak ada yang salah bahwa bisnis memang yang dicari adalah keuntungan dan uang yang sebanyak - banyaknya

Sekarang saya merefleksikan perbandingan berikut ini, saya mengenal beberapa pemilik Factory Outlet di Bandung yang sangat sukses. Dari cerita mereka yang luar biasa, saya ketahui bahwa sebagian dari mereka merintis usahanya dari bawah di era tahun 1980 an. Bahkan ada yang memulai karir bisnisnya dari pinggir jalan menjual T- Shirt. Sekarang mereka memiliki puluhan Factory Outlet dan juga beberapa bisnis bidang lainnya. Dia kaya raya !

Saat saya mampir di beberapa kantor mereka, hampir semua mempunyai tipikal yang sama. Kantornya dibanjiri oleh suplier - suplier yang memasok barang. Bahkan situasinya boleh dibilang berantakan.
Pandangan saya yang lain, saya melihat bisnis dengan merek ZARA dan MANGO. Dimana keduanya juga berbisnis retail fashion. Mirip - mirip dengan Factory Outlet. Zara adalah salah satu merek yg berasal dari Spanyol dan bermarkas di Arteixo, Gallicia. Bisnisnya dimulai pada tahun 1975 dan sekarang ada di 73 negara dengan ribuan outlet
MANGO, adalah sebuah perusahaan desain dan manufaktur pakaian yang didirikan diBarcelona, Catalonia (Spanyol). Bisnisnya dimulai pada tahun 1989 dan saat ini sudah ada di lebih dari 103 negara dengan lebih dari 2000 outlet

Factory outlet teman - teman kita di Bandung dan kedua merek dari Spanyol di atas memulai usahanya dalam kurun yang tidak jauh berbeda. Sama-sama dari kota "kecil" di negaranya. Tetapi pencapaiannya sangat berbeda.
Pasti ada saja alasannya yang membuat hasil tersebut berbeda. Tetapi saya melihat bedanya pengusaha yang "Membangun Bisnisnya" dan pengusaha yang mungkin hanya berorientasi "Cari Duit".
Pasti tidak ada yang salah dari keduanya. Masing - masing mempunyai rencananya sendiri - sendiri. Saya hanya ingin memperlihatkan dua fenomena yang berbeda.
Pengusaha yang kekayaannya sangat banyak bisa hidup sejahtera mungkin sampai tujuh turunan. Walau bisnisnya mungkin tidak terlalu "kemana - mana" dan mungkin tidak sampai tahan lama. Mungkin setelah mendirikan usahanya yang berhasil tersebut, dia berubah quadrant menjadi investor yang dapat lebih cepat lagi mendapatkan kekayaan.

Sedangkan pengusaha yang "Membangun Bisnisnya", selain dia kaya raya dia juga mempunyai reputasi dimana - mana. Bisnisnya yang semakin besar pasti digiring oleh sistem yang membuat bisnis tersebut bisa lebih langgeng. Manfaat yang bisa diberikan dari bisnisnya juga akan dapat dinikmati oleh lebih banyak orang dan lebih panjang.

Kembali kepada memulai bisnis, mungkin ada baiknya jika sejak awal kita sudah membuka wawasan kita: apakah kita hanya akan "Cari Duit" atau akan "Membangun Bisnis" kita.
Boleh untuk menjadi renungan..

Burang Riyadi MBA.
partner

International Franchise Business Management (IFBM)
franchise consultant firm

Menara KADIN 30Fl
Jl. HR. Rasuna Said Blok X - 5 kav. 2 - 3
Jakarta 12950
Tel +6221 5299 4547

Email
franchiseconsultant@ifbm.co.id
www.konsultanwaralaba.com


International Franchise Business Management ( IFBM )
Franchise Consultant

www.konsultanwaralaba.com

cara berani ber - bisnis 1

cara berani ber - bisnis 1

Bisnis Itu Permainan, Bukan Ilmu Pengetahuan...!

Author : Rusman Hakim
Afiliasi : Gacerindo.com
Tanggal : 2008-02-11
Topik : Memulai Usaha




Gacerindo.com


 

BISNIS ITU PERMAINAN, BUKAN ILMU PENGETAHUAN...!
 
 
Selama kita merasa belum familiar dan takut memulai bisnis, biasanya yang timbul di pikiran kita adalah: “belajar!”. Pilihannya mungkin dengan jalan mengambil program S2 dan jadi seorang MBA, atau ikut sebanyak-banyaknya seminar dan pelatihan.

Atau bisa juga dengan berguru dan mengabdi pada seorang begawan bisnis. Kira-kira, sudah selaraskah alur pemikiran yang sedemikian dengan apa yang terjadi pada kenyataannya? Mari kita telaah.

Kebanyakan dari kita berbisnis karena ingin sukses, lalu menjadi kaya raya. Kita membayangkan, betapa enak dan hebatnya bila kita dapat sesukses dan sekaya Bill Gates atau Donald Trump. Menurut pandangan masyarakat pada umumnya, mereka itulah orang-orang sukses yang sebenar-benarnya. Merekalah sosok-sosok pebisnis yang prestasinya membuat banyak orang terobsesi.

Maka tidak heran jika para pakar pun berusaha menyadap dan mempelajari segala hal yang ada pada orang-orang sukses itu, dengan harapan dapat mentransfer nilai-nilai kesuksesannya kepada orang-orang lain yang juga ingin menjadi figur sukses. Mereka berpendapat bahwa: “Leaders are made, not born”.

Selanjutnya, segala sepak terjang yang dilakukan oleh para pebisnis tersebut, dikumpulkan, dipilah-pilah, lalu dianalisis. Dari analisis itu dibuat teori-teori. Hasilnya, muncullah berbagai teori kesuksesan yang terkemas dalam materi-materi “ilmu bisnis”, wacana profesionalisme, ilmu kepemimpinan (leadership), dan lain sebagainya.

Orang-orang awam memang ingin sekali menemukan cara-cara yang bisa membantu mereka untuk secara cepat mencapai kesuksesan. Semacam rel kereta yang tinggal diikuti saja akan mengantar orang tiba di gerbang kejayaan.

Namun demikian, apa benar kalau kita ingin menjadi figur sukses -- lebih spesifiknya pebisnis sukses -- harus menempuh perjalanan yang sarat dengan teori-teori kesuksesan seperti itu?

Dari berbagai catatan yang ada, tampaknya tidak demikian. Banyak sepak-terjang yang dilakukan oleh para pemimpin bisnis dunia tidak mencerminkan bahwa kesuksesan mereka disebabkan pembelajaran yang sungguh-sungguh dalam ilmu bisnis, profesionalisme dan teori kepemimpinan. Tidak juga pengetahuan ekonomi, teori-teori tentang kebebasan finansial, ilmu marketing dan lain sebagainya. Pun, tidak karena mereka rajin mengikuti seminar kesuksesan atau lokakarya tentang strategi bisnis.

Di lain pihak, banyak pemimpin bisnis ternyata merupakan orang-orang yang justru tidak suka belajar, malas sekolah, dan hanya ingin bermain-main saja. Boro-boro ikut seminar atau lokakarya. Lho kok bisa?

Ada beberapa contoh kasus. Yang pertama, Thomas Alva Edison. Nama ini sudah kita tahu sejak di bangku SD bukan? Namun, tentunya kita kenal Edison lebih sebagai tokoh ilmu pengetahuan, karena sekolah memfokuskan ajaran hanya pada penemuan atas lampu pijar dan berbagai temuan teknis lain yang dilakukannya.

Maka jarang kita memperhatikan bahwa sesungguhnya Thomas Alva Edison adalah juga seorang pengusaha besar yang sukses. Ia adalah pemilik dan pendiri berbagai perusahaan dengan nama-nama seperti Lansden Co. (mobil/otomotif), Battery Supplies Co. (baterai), Edison Manufacturing Co. (baterai dsb), Edison Portland Cement Co. (semen dan beton), North Jersey Paint Co. (cat), Edison General Electric Co. (alat listrik dll), dan banyak lainnya. Salah satu yang masih berjaya sampai sekarang adalah General Electric.

Apakah untuk mencapai itu semua Edison harus bersusah-payah mengikuti berbagai sekolah dan pendidikan tinggi? Atau mengikuti seminar kelas dunia yang diselenggarakan oleh para pakar kesuksesan, pakar bisnis atau pakar financial freedom? Ternyata tidak. Figur Edison adalah figur pemalas yang hanya tahan 3 minggu bersekolah. Ia lebih suka bermain-main dengan perkakas, dengan kawat dan dengan listrik. Itu kesenangannya dan dengan itu ia sukses.

Contoh lain adalah Kenji Eno. Ia juga tidak suka sekolah. Ia cuma suka bermain-main dengan permainan, istimewanya dengan video games. Kelas 2 SMA berhenti sekolah terus nganggur. Lalu dapat kerja di perusahaan perangkat lunak, sampai akhirnya ia berhasil mendirikan perusahaan perangkat lunaknya sendiri yang dinamakan WARP. Dalam tempo beberapa tahun saja Kenji Eno mampu membawa perusahaannya menjadi perusahaan video games terhebat di dunia yang diakui oleh tokoh-tokoh industri.

Fenomena-fenomena yang dibuat oleh orang-orang semacam Edison dan Kenji Eno ini memberi kesan kepada kita semua bahwa bisnis itu sebenarnya lebih dekat kepada sebuah permainan, dan terlalu jauh untuk diperlakukan sebagai sebuah ilmu pengetahuan.

Gede Prama yang dikenal sebagai pakar manajemen (bahkan dijuluki Stephen Covey Indonesia), mengomentari fenomena Kenji Eno sebagai kesuksesan dari kebebasan berfikir yang mampu melompat, karena belum terkena polusi-polusi yang dibuat sekolah.

Menurut saya, adalah keliru mempelajari fenomena pemimpin, untuk menciptakan pemimpin. Demikian juga, keliru mempelajari fenomena pebisnis sukses, untuk mencetak pebisnis sukses. Sebab, fenomena pemimpin (atau pebisnis) adalah fenomena manusia, yang tidak sama dengan fenomena alam. Kalau Isaac Newton mempelajari peristiwa jatuhnya buah apel ke tanah (fenomena alam) dan kemudian menemukan hukum gavitasi, maka itu oke-oke saja. Karena fenomena alam tidak berubah, hukum gravitasi pun akan tetap abadi.

Akan tetapi, mempelajari fenomena manusia pasti akan menimbulkan frustrasi. Sebab, manusia merupakan mesin perubahan, sehingga tidak akan ada fenomena manusia yang tinggal tetap abadi sepanjang masa, berlawanan dengan yang kita lihat pada peristiwa jatuhnya buah apel.
Pemimpin, dalam bidang apa pun termasuk bisnis, adalah sosok manusia yang bebas, yang bertindak semaunya tanpa memperhatikan teori mau pun kaidah, sehingga nyaris percuma kalau kita ingin mempelajari dan mengikuti jejak sepak terjangnya.

Coba lihat, pada saat terjadinya resesi ekonomi dunia tahun 1929, semua orang berdasarkan teori-teori yang ada, berusaha untuk berlaku sehemat mungkin. Tapi sebaliknya, Matsushita si raja elektrik dari Jepang malah royal mengeluarkan uang. Seakan uang itu tidak lebih dari mainan saja layaknya. Meski pun bukan tanpa alasan dia berlaku demikian.

Lihat juga Kim Woo Chong, pendiri imperium Daewoo. Ketika semua pengusaha (juga dengan teori-teori yang ada) berkonsentrasi memasuki pasar negara-negara kaya semacam Amerika dan Eropa, ia malah dengan santainya masuk ke pasar-pasar “keras” seperti Iran, Sudan dan Rusia serta negara-negara blok timur.

“Kesia-siaan” mempelajari dan berusaha mengikuti sepak terjang para pemimpin bisnis bisa dirasakan secara langsung di lapangan. Saat pertama kali Harvard Business Review mempublikasikan konsep pemasaran yang beken dengan “Marketing Mix” 4P (product, price, place dan promotion), nyaris semua pengusaha serta pakar bisnis menganut konsep ini secara fanatik. Begitu juga dengan perguruan-perguruan tinggi dan sekolah manajemen.

Tapi, tidak terlalu lama, sebagai akibat “ulah” para pemimpin bisnis yang gemar bermain-main, perubahan tren perekonomian dan industri memaksa para pakar dan pembelajar merubah lagi konsepnya dengan 6P, 8P bahkan yang terakhir disebutkan sebagai 12P.

Terus bagaimana? Kalau kita harus bersiaga setiap saat untuk belajar dan tidak ketinggalan zaman dengan ilmu marketing, kapan kita berbisnis?

Saya rasa kita semua banyak yang terjebak dan hanyut dalam “arus ilmu pengetahuan” yang dibuat oleh mereka yang “pakar ilmu pengetahuan”, sehingga kita tidak sempat lagi berinovasi yang justru merupakan kunci sukses bisnis. Kita malah terus menerus “dipaksa” mengejar ketinggalan ilmu pengetahuan tanpa tahu di mana ujung pangkalnya.

Pertanyaannya: ”Sebenarnya kita mau jadi pebisnis atau mau jadi ilmuwan sih?”

Saya sendiri yakin bahwa bisnis dan kesuksesan itu adalah semacam permainan saja. Seperti apa yang dikatakan oleh William Cohen dalam tulisannya “The Art Of The Leader” : “Success is acquired by playing hard, not by working hard..”.

Mengacu pada obsesi banyak orang tentang Bill Gates dan Donald Trump sebagaimana disebut di atas, perlu diketahui bahwa kedua orang tokoh ini pun mencapai sukses dari kesenangannya bermain-main.

Bill Gates sejak masih berusia 13 tahun sudah bermain-main dengan perangkat lunak komputer, dan dengan itu ia menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Donald Trump juga sejak kecil selalu bermain-main ke kantor ayahnya, Fred Trump. Dia suka sekali melihat-lihat maket gedung dan pencakar langit, sebelum tertarik dengan bidang bisnis sang ayah, yaitu properti. Dan jadilah Donald Trump seorang Raja Properti.

Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, orang yang mempelajari ilmu kepemimpinan tidak akan menjadi pemimpin. Tapi, orang yang mencoba menjadi pemimpin, akan menjadi pemimpin. Demikian juga, orang yang mempelajari ilmu bisnis, tidak akan menjadi pebisnis. Tapi, orang yang mencoba menjadi pebisnis, akan menjadi pebisnis.



Salam sukses,


Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Email: rusman@gacerindo.com
Blog: http://rusmanhakim.blogspot.com
Group: gacerindo-club@yahoogroups.com
Mobile: 0816-144.2792



sumber: Gacerindo.com

bagaimana cara memulai usaha

bagaimana cara memulai usaha

Memulai Usaha Dari Sebuah Gagasan..!

Author : Rusman Hakim
Afiliasi : Gacerindo.com
Tanggal : 2008-05-30
Topik : Memulai Usaha




Gacerindo.com

Memulai Usaha Dari Sebuah Gagasan..!

Bagi mereka yang berniat memulai usaha, pada umumnya masalah pertama yang dihadapi adalah pertanyaan tentang bidang usaha apa yang sebaiknya dijalankan.

Pertanyaan yang kelihatan remeh ini, sesungguhnya mempunyai bobot yang besar sekali artinya dan amat menentukan masa depan perusahaan yang akan didirikan tersebut. Bahkan, kemungkinan besar juga menentukan masa depan sipengusaha sendiri. Jadi, bagaimanakah cara yang paling tepat untuk menentukan bidang usaha ?

Menurut logika, sebuah usaha yang berpeluang untuk berjalan dengan lancar adalah usaha yang tingkat persaingannya kecil, tetapi tingkat kebutuhan pada konsumennya tinggi. Tentu dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya sudah terpenuhi. Untuk bisa menekan tingkat persaingan sampai sekecil mungkin, maka seyogyanya produk yang akan dijual merupakan produk yang mempunyai sifat-sifat orisinil, belum pernah dibuat orang lain, atau bila produk itu berupa produk yang sudah ada sebelumnya, sebaiknya mempunyai nilai tambah yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Banyak kejadian memperlihatkan bahwa kecenderungan orang untuk memulai usaha adalah dengan mengikuti trend saat tertentu. Misalnya, kalau sekarang banyak orang mendirikan ruko (rumah-toko) , maka dengan anggapan usaha yang diminati banyak orang itu pasti menguntungkan, lalu beramai-ramai ikut mendirikan ruko. Pola berpikir seperti ini terlalu menggampangkan, seakan-akan menyamakan trend bisnis dengan trend mode. Dibidang mode, kalau saat ini sedang digemari potongan rambut crew-cut (potongan pendek) misalnya, tidak ada masalah bagi siapa saja untuk meniru. Akan tetapi, kalau kita meniru bidang usaha yang sudah begitu banyak orang lain menjalankannya, berarti kita terjun kedalam suatu lahan yang sudah penuh sesak dengan persaingan. Sulit untuk kita bisa berkembang dalam situasi yang demikian, apalagi bila kita pendatang baru yang sudah “kesiangan” (terlambat).

Sejak tahun-tahun 1970-an, pola “ngikut trend” ini banyak dilakukan orang pada bidang-bidang yang segera menjadi jenuh, seperti mendirikan theater, klub malam, taksi, radio swasta niaga, diskotik, mendirikan apartemen, RSS (rumah sangat sederhana), wartel (warung telekomunikasi) dan lain-lain.

Di bidang finansial bahkan menjadi mode bagi sementara orang baik pengusaha maupun bukan, untuk terjun bermain valas (valuta asing), bursa saham bahkan bursa komoditi. Tidak sedikit mereka yang pengetahuannya terbatas tentang bidang-bidang tersebut ikut-ikutan bermain, lalu tiba-tiba, tanpa mengerti sedikitpun tentang alasannya, uangnya dinyatakan amblas tidak bisa dicegah lagi. Kejadian seperti ini terlalu mengerikan untuk dialami oleh setiap calon wiraswastawan yang punya idealisme.

Alex S. Nitisemito dalam bukunya “Memulai Usaha Dengan Modal Kecil”, memberikan contoh yang bagus tentang seorang pemilik kebun apel yang pada suatu hari menemukan buah apel yang jatuh ketanah bekas dimakan burung. Karena buah apel tersebut ternyata berbau anggur, maka timbullah gagasannya untuk mendirikan usaha minuman sari buah apel.
Yang demikian itu merupakan ide orisinil. Bukan tiruan atau menjiplak ide orang lain. Henry Ford memulai usaha dengan gagasan untuk membuat mobil yang baik bagi masyarakat banyak dengan harga terjangkau, dan usahanya sukses. Begitu juga Bill Gates yang berangan-angan untuk “mengkomputerkan” seluruh dunia, ternyata melesat begitu cepatnya menjadi raja komputer sejagat.

Ide atau gagasan tidak selalu datang begitu saja tanpa disangka-sangka, sehingga orang tidak akan bisa mengetahui kapan ide itu akan datang. Jangan menunggu datangnya ilham, atau mengharapkan bisikan gaib melalui mimpi saat tidur. Ide harus dikejar, dipikirkan dan dicari. Ini suatu bukti yang menguatkan bahwa kewiraswastaan adalah “kerja otak” bukan “kerja otot”. Gagasan bisa datang dan terjadi kapan saja, maka kita harus selalu waspada. Seperti contoh di atas, pemilik kebun apel ada dalam keadaan waspada sehingga ia bisa mencetuskan sebuah ide besar berdasarkan sebuah kejadian kecil. Kalau tidak, ribuan buah apel bekas dimakan burung yang berjatuhan keatas tanah, tetap tinggal membusuk tanpa arti apa-apa bagi siapa pun.


Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Email: rusman@gacerindo.com
Blog: http://rusmanhakim.blogspot.com
Group: gacerindo-club@yahoogroups.com
Mobile: 0816-144.2792



sumber: Gacerindo.com

cara berusaha 1

cara berusaha 1

 

Mutiara Jiwa Wiraswasta

Author : Rusman Hakim
Afiliasi : Gacerindo.com
Tanggal : 2008-07-15
Topik : Memulai Usaha




Gacerindo.com
Mutiara Jiwa Wiraswasta

Sebelum kita menjajaki lebih jauh mengenai medan usaha, kita telaah dulu satu hal dasar yang paling penting. Yaitu soal seberapa jauh dan mantapnya komitmen kita untuk berusaha. Ini merupakan masalah kebulatan tekad, bukan dalam soal politik, melainkan dalam kewiraswastaan.

Komitmen ini menjadi penting untuk dipermasalahkan, karena ada hubungannya dengan kondisi umum masyarakat Indonesia, yang antara lain diwarnai oleh tingginya angka pengangguran. Seperti diketahui, untuk menanggulangi masalah pengangguran tersebut di Indonesia, pemerintah mengambil beberapa langkah penanggulangan antara lain dengan program transmigrasi, pelatihan-pelatihan keterampilan melalui Balai-balai Latihan Kerja di Departemen Tenaga Kerja, serta mempropagandakan kewiraswastaan sebagai jalur karir alternatif.

Yang disebut belakangan, yaitu propaganda kewiraswastaan sebagai jalur karir alternatif, merupakan langkah yang harus dicermati dan diwaspadai. Karena, untuk sementara orang, hal ini diartikan bahwa hadirnya kewiraswastaan hanyalah sebagai “pilihan kedua” pada kasus-kasus dimana orang tidak atau belum bisa mendapatkan pekerjaan. Atau semata-mata sebagai aktivitas pemanfaatan waktu luang bagi para pensiunan. Dan hal-hal lain semacam itu, yang pada pokoknya menempatkan kewiraswastaan sebagai pilihan alternatif alias pilihan cadangan.

Perlakuan demikian terhadap bidang kewiraswastaan hanya akan membawa dampak tidak efektifnya misi kewiraswastaan itu sendiri. Karena, kewiraswastaan tidak dapat ditempatkan sebagai suatu kegiatan yang “tidak terlalu serius”. Kesungguhan, mutlak diperlukan, kalau tidak mau kewiraswastaan itu akan menjadi simbol dari suatu kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa.

Ini berarti, setiap kandidat wirausahawan, harus mempunyai komitmen penuh atau kebulatan tekad yang mantap kepada bidang pilihannya sendiri. Jika kewirausahaan dijalankan sambil juga melamar kesana-kemari dan berharap-harap akan datangnya tawaran atau panggilan pekerjaan bergaji besar, maka jelas kegiatannya itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang optimal. Demikian juga bila kewirausahaan dilakukan hanya untuk “membunuh waktu” sehari-hari pada masa pensiun atau masa pengangguran.

Hasil berwiraswasta yang maksimal hanya bisa diperoleh bila sipengusaha benar-benar serius menjalankan perusahaan, dan teguh dalam pendiriannya. Selain berkonsentrasi penuh kepada aktivitas usaha, sedapat mungkin ia juga harus dapat “mematikan” mata dan telinganya terhadap godaan-godaan dari luar. Godaan-godaan tersebut dapat berupa provokasi atau teror yang menghendaki kehancuran usahanya, atau malah berupa iming-iming menggiurkan yang meminta kita mengalihkan profesi kebidang atau posisi lain.

Oleh sebab itu, perlu juga kiranya diperhatikan oleh para pejabat pemerintah yang mengkampanyekan kewiraswastaan sebagai karir alternatif pencari kerja, bahwa masih ada faktor yang perlu dibina. Faktor yang akan menentukan seseorang menjadi wiraswastawan handal atau rapuh. Faktor itu adalah faktor komitmen. Bagaimana pembinaan dilakukan untuk memperoleh komitmen yang kuat, juga akan merupakan permasalahan tersendiri. Karena lagi-lagi kita akan berurusan dengan sesuatu yang tidak kasat mata, sesuatu yang “intangible”, sebagaimana halnya dengan sikap mental. Dan memang pada hakekatnya, hanya orang dengan sikap mental baiklah yang akan mampu menunjukkan komitmen yang baik pula.

Mengacu kepada apa yang dikatakan oleh Sun Tzu, seorang jendral yang baik adalah jendral yang memiliki komitmen, jika tidak, maka ia akan menjadi jendral pengecut yang akan segera lari meninggalkan arena begitu pertempuran dimulai.
Penulis mempunyai dua contoh yang baik dalam hal komitmen ini yang ditunjukkan oleh dua orang pelaku kewiraswastaan. Yang pertama adalah seorang adik penulis sendiri, yang memulai usaha bersama rekan-rekan “seperjuangan” nya mendirikan sebuah biro iklan dengan nama MAC909. Berbekal kepiawaian dalam membuat rancangan-rancangan iklan, didukung dengan leadership yang tinggi, mereka memulai usahanya dari skala kecil dengan melayani permintaan pemasangan iklan-baris atau iklan kecik disurat kabar. Kemudian, berkat komitmen yang terwujud dalam ketekunan dan kesungguhan kerja, perlahan-lahan MAC909 mulai menapak maju. Order-order berdatangan dalam jumlah yang semakin besar dan berkembang tidak hanya sebatas iklan dimedia cetak, tapi sudah merambah ke hampir semua media periklanan lainnya.

Tanda-tanda keberhasilan mereka sudah amat jelas dan diketahui secara luas oleh masyarakat ketika perusahaannya memenangkan beberapa gelar juara dalam lomba periklanan yang disebut Citra Pariwara. Saat itulah godaan mulai datang. Beberapa pengusaha kelas kakap menawarkan untuk bergabung saja dengan kelompok mereka. Ajakan itu disertai iming-iming pemberian gaji bersih sebesar Rp. 15 juta per bulan (1995), ditambah fasilitas mobil sedan terbaru dan beberapa jaminan lain, yang kesemuanya terdengar begitu menggiurkan.

Sebagai anak muda, tentu saja tawaran itu terasa amat menggoda. Kalau mereka mau menerimanya, mungkin untuk selanjutnya tak perlu lagi bekerja ekstra keras yang kerap kali mengharuskan mereka pulang tengah malam atau bahkan tidak pulang sama sekali. Fasilitas lengkap, jaminan memuaskan. Mau apa lagi ?

Akan tetapi, mereka adalah pemuda-pemuda yang memiliki idealisme. Komitmen mereka pun cukup kuat. Tidak sampai dua hari, mereka sudah mampu mengambil keputusan mantap, bahwa mereka harus tetap pada cita-cita semula, menata karir sebagai wiraswastawan sejati. Tawaran itu pun mereka tolak dengan halus.

Ternyata, apa yang ditawarkan pengusaha-pengusaha besar itu, kini telah bisa mereka dapatkan atas hasil usaha sendiri, tidak hanya dalam sejumlah itu, tapi bahkan berkali-kali lipat lebih besar. Karena sekarang, MAC909 telah mampu menyejajarkan diri dengan perusahaan-perusaha an besar sejenis yang telah lebih dulu maju baik didalam negeri, maupun dimanca negara.

Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Email: rusman@gacerindo.com
Website: http://rusmanhakim. com
Group: gacerindo-club@yahoogroups.com
Mobile: 0816-144.2792



sumber: Gacerindo.com

cara menjadi pengusaha sukses

cara menjadi pengusaha sukses

 

Tips Untuk Berpindah Dari Quadrant Kiri Ke Kanan

Author : Zulfikar Hazli
Afiliasi : Cikendak Ayam Bebek Bakar
Tanggal : 2011-02-02
Topik : Memulai Usaha




Pendirian tiang pertama Cikendak
12 bulan yang lalu tepatnya 27 Januari 2010 merupakan episode baru dalam kehidupan karir saya setelah sebelumnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir saya berkarir di dunia per NGO-an (Internasional NGO). Tentu saja bukan hal yang mudah bagi saya untuk membuat satu keputusan yaitu keputusan untuk tidak lagi menjadi seorang pekerja yang notabene menerima upah yang relatif tinggi setiap bulannya. Apa yang saya alami ketika saat itu dapat saya pastikan juga pernah di alami oleh teman - teman saya atau mereka - mereka yang mempunyai latarbelakang yang sama dengan saya. Memang tidak mudah untuk beralih profesi apa lagi profesi itu totally berbeda dengan pekerjaan kita sebelumnya. Rasa takut gagal, takut kehilangan penghasilan setiap bulan, merasa tidak memiliki keahlian tertentu, merasa tidak berbakat, takut kehilangan tabungan/pesangon yang telah sekian lama dinanti-nantikan, merasa tidak ini tidak itu, so many rasa ketakutan yang muncul ketika itu. Namun dalam diri saya begitu kuat pula panggilan untuk menentukan perjalanan hidup saya 5-10 tahun ke depan apakah saya ingin terus menjadi orang yang selalu menantikan tanggal 25 setiap bulannya atau menjadi orang yang justru membuat orang lain menantikan tanggal 25 itu, hingga akhirnya saya membuat keputusan itu yaitu keputusan untuk tidak lagi menjadi orang yang berpenghasilan tetap setiap bulan melainkan menjadi orang yang tetap berpenghasilan setiap bulan alias menjadi seorang wirausaha yang full time.

Sesungguhnya setiap ketakutan-ketakutan yang saya sebutkan tadi adalah hal yang sangat manusiawi dan normal. Karena sudah menjadi takdir manusia bahwa manusia ingin selalu merasa aman dan nyaman dalam menjalankan kehidupannya. Apalagi kalau rasa aman dan nyaman itu sudah bersentuhan dengan materi/uang, bisa dipastikan kita manusia akan lebih memilih berada pada zona aman dan nyaman yang stabil/pasti daripada coba-coba dengan sesuatu yang belum tentu bisa lebih baik daripada apa yang telah kita dapatkan saat ini. Oleh karena itu dalam tulisan ini saya ingin mencoba berbagi kepada anda semua tentu saja yang berkenan membaca tulisan saya ini tentang berbagai hal yang telah dan sedang saya alami sejak saya mempersiapkan diri saya untuk menjadi seorang wirausaha fulltime hingga bagaimana akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke bidang kuliner yaitu bidang yang saya yakini bahwa saya mampu menjalankannya.

Ada 1 teori yang saya anggap dapat dijadikan rujukan bagi teman-teman yang ingin memulai suatu usaha, yaitu teori yang saya sebut Teori 4 Mampu. Mampu Pertama yaitu Mampu Membiayai, artinya apa pun jenis usaha yang akan kita pilih untuk kita jalankan nantinya maka kita perlu menilai kemampuan financial kita. Apakah kita mampu untuk membiayai usaha yang telah kita pilih tersebut atau tidak. Tujuannya jangan sampai kita kehabisan amunisi sebelum bertempur. Karena bagi start up bisnis tidak hanya membutuhkan dana untuk mempersiapkan usahanya beroperasi tapi juga perlu mempersiapkan dana cadangan sebagai antisipasi apabila di 3 bulan pertama usaha kita belum berjalan sesuai harapan. Mampu Ke dua yaitu Mampu Memikirkan, artinya setelah secara financial kita merasa mampu membiayai usaha yang telah kita pilih itu maka kita perlu melihat kedalam diri kita lagi apakah kita mampu untuk memikirkan segala aspek, tuntutan dan konsekwensi dari jenis usaha yang telah kita pilih itu. Tujuannya agar kita siap menghadapi segala kendala yang akan muncul baik itu dari tahapan persiapan hingga usaha itu akan mulai dijalankan. Mampu Ke tiga yaitu Mampu Mengembangkan, artinya setelah kita melawati 2 Mampu sebelumnya maka Mampu yang ke Tiga menjadi sangat penting untuk menjaga kestabilan usaha kita. Setiap pengusaha ingin usahanya bertahan kemudian selanjutnya berkembang menjadi usaha yang stabil dan mapan oleh karenanya kita perlu menambah pengetahuan, referensi, dan khasanah diri kita dengan hal-hal yang baru agar usaha kita terus berinovasi sehingga brand usaha kita akan eksis selamanya. Mampu yang Ke empat yaitu Mampu Menangung Resiko, artinya kita harus mempersiapkan diri kita untuk sesuatu yang terburuk apabila suatu resiko terjadi pada usaha kita itu. Apakah itu yang berhubungan dengan resiko yang sifatnya uncontrollable seperti bencana alam, krisis ekonomi dunia, dll atau yang berhubungan dengan kesalahan tata kelola / mismanajemen dan persaingan usaha. Sehingga apabila resiko-resiko tadi terjadi pada usaha kita sebagai wirausaha kita telah siap baik secara mental maupun financial.

Kemudian muncul pertanyaan seperti ini, "saya merasa memiliki kesanggupan untuk menjalankan 4 Mampu tadi hanya saja sekarang yang menjadi masalah adalah saya tidak memiliki cukup ide, bakat, dan juga kreatifitas yang bisa dijadikan sebagai pilihan usaha. Kemudian apa yang harus dilakukan?"

Berdasarkan pengalaman yang saya alami dan lakukan sebelum saya menjalankan usaha saya sekarang adalah saya menerapkan suatu ilmu yang saya sebut Ilmu Terapan baru yaitu Ilmu Tearapan ATM, yaitu Ilmu AMATI - Ilmu TIRU - Ilmu Modifikasi.

Untuk memperoleh ide kita bisa meng-Amati usaha/bisnis orang lain yang telah atau sedang berjalan. Apapun jenis usaha itu bisa kita jadikan model awal / referensi untuk selanjutnya kita jadikan contoh kajian sebelum kita memulai suatu usaha. Hanya saja sebelum kita memutuskan untuk memilih suatu jenis usaha maka saran saya kita harus kembali lagi melihat ke Teori 4 Mampu yang saya sebutkan diatas tadi sehingga pilihan yang telah kita ambil akan benar-benar dapat kita wujudkan menjadi suatu usaha baru milik kita.

Selanjutnya, jika kita merasa kesulitan untuk menemukan suatu ide yang orisinil/baru maka Meniru adalah langkah paling jitu untuk memulai suatu usaha baru. Meniru tidak diharamkan dalam dunia bisnis justru persaingan para raksasa-raksasa bisnis dunia merupakan hasil proses dari saling tiru meniru diantara mereka untuk dapat menguasai pasar, asal saja apa yang di tiru itu dapat kita kembangkan menjadi produk yang lebih unggul tentunya.

Kemudian agar hasil produk yang kita tiru itu bisa memenangkan persaingan pasar maka perlu kita lakukan Modifikasi yang cermat & jitu guna memiliki keunikan dan keunggulan sendiri sehingga memiliki daya saing yang fenomenal di kancah bidang usaha sejenis yang akhirnya pelanggan akan memutuskan membeli produk kita itu.

Paparan saya di atas merupakan bukti nyata atas apa yang telah saya lakukan selama 12 bulan terakhir dimana bisnis saya saat ini merupakan hasil pembuktian dari implementasi "Teori 4 Mampu + Ilmu Terapan ATM" tadi. Bisnis saya merupakan hasil dari pengamatan, peniruan, dan pemodifikasian dari sekian banyak usaha bidang kuliner yang pernah saya amati selama perjalanan hidup saya, yang kemudian saya berikan sedikit modifikasi sehingga menjadi suatu usaha baru yang bisa dikatakan "Orisinil".

Robert T. Kiyosaki dalam bukunya "The Cash Flow Quadrant" dan "Business School" mengatakan bahwa memang tidak mudah untuk berpindah quadrant , dari kiri quadrant yang merupakan active income concept ke kanan quadrant yang merupakan passive income concept. Tidak hanya dibutuhkan kemampuan dan keberanian secara financial tetapi juga sangat dibutuhkan keberanian secara mental emosional dalam diri kita. Karena 90% manusia di dunia ini memang berada pada kiri quadrant sedangkan hanya 10% saja yang berani berada di kanan Quadrant. Namun Robert memberikan mengatakan jika saat ini anda sedang berada disebelah kiri tetapi diri anda ingin sekali berpindah ke kanan maka langkahkan saja 1 kaki anda ke kiri quadrant tidak perlu kedua-duanya sehinga diri anda akan berproses dengan keadaan itu sampai akhirnya diri anda yakin untuk melangkahkan kaki anda lainnya ke kanan quadrant.

David J. Schwartz dalam bukunya "Berpikir dan Berjiwa Besar" mengatakan bahwa sesungguhnya kesuksesan itu bukan ditentukan dari siapa anda, darimana asal anda, anda keturunan apa, dan apa sekolah anda. Tetapi ditentukan oleh seberapa besar anda mampu mengembangkan ide-ide dalam diri anda & seberapa besar pula cara berpikir kita jika dibandingkan dengan cara berpikir orang rata-rata. Untuk itu milikilah impian agar hidup anda memiliki tujuan.

Kutipan di atas telah memberikan tuntunan yang luar biasa bagi kehidupan saya pribadi hingga akhirnya saya telah membuktikannya sendiri. Tidak ada jalan pintas untuk meraih ke sukses an. Butuh perjuangan, pengorbanan, & pengertian untuk meraih sukses itu. Jika meraih ke sukses an itu mudah maka seluruh manusia di dunia ini tidak ada lagi yang mau menjadi pekerja. Hanya mereka yang mau membayar "harga" nya bisa mendapatkan kesuksesan itu.

Seperti ungkapan yang selalu saya katakan bahwa "success is a journey not a destination", bahwa ukuran kesuksesan itu bukanlah dilihat dari hasil akhirnya tetapi dari proses yang mampu dilewati untuk mencapai hasil akhir yang kita impikan itu. Karena percayalah tidak ada kata "instant" untuk menggapai suatu kesuksesaan.

Akhir kata saya ingin sampaikan bahwa Kerja keras, Optimis, Percaya diri, , Inovasi, Fokus, & Antusias ( KOPIFA ) akan dapat mengantarkan kita mencapai apa yang kita impikan.

Selamat menentukan pilihan hidup anda, karena pilihan yang anda ambil sekarang akan menentukan perjalanan hidup anda berikutnya.

Selamat Menyongsong Tahun Baru 2011, semoga spirit , ide-ide baru dan tentu saja kesuksesan akan kita raih. Amin.....

Zulfikar Hazli
Owner Cikendak Ayam Bebek Bakar

undang - undang waralaba - perdagangan

undang - undang waralaba - perdagangan

 

Waralaba Dalam Undang - Undang Perdagangan

Author : Amir Karamoy
Afiliasi : Ketua Komite Tetap Waralaba
Tanggal : 2014-03-21
Topik : Hal-Hal Penting Mengenai Usaha Franchise




WARALABA DALAM UU PERDAGANGAN


Berikut ini adalah hal - hal yang terikat langsung dan tidak langsung dengan waralaba dalam UU Perdagangan :

»  Pengaturan tentang Waralaba dalam UU Perdagangan tidak diatur secara spesifik, seperti ketika dalam bentuk Rancangan ( dalam Rancangan, Waralaba disebut/diartikan seperti dimaksud oleh PP no. 42 tahun 2007 tentang Waralaba ). Dalam UU Perdagangan, Waralaba disebut sebagai rantai distribusi yang bersifat umum.
 
» Kami berpendapat, Waralaba adalah bentuk jaringan distribusi / pemasaran / penjualan produk/jasa berbasis HKI ( Merek ) - jadi bukan bersifat umum. kami menyimpulkan, bahwa pihak yang membentuk UU Perdagangan ini ( DPR &Pemerintah ) mengartikan waralaba secara sempit, tidak terpadu, bersifat sektoral dan untuk kepentingan sektor tertentu.
 
» Dalam kaitan itu, diusulkan agar pengertian tentang Waralaba dalam PP no. 42 tahun 2007 segera direvisi. Kami berpendapat bahwa, Waralaba adalah Kemitraan Usaha - seperti dimaksud oleh UU no.20 tahun 2008 tentang "Usaha Mikro, kecil dan Menengah"- yang bercirikan:
(1) Penggunaan/pemanfaatan HKI, utamanya merek;
(2) Penggunaan/pemanfaatan Sistem Pemasaran/Distribusi/Penjualan
yang baku;
(3)
Fee yang dibayar oleh salah satu pihak;
(4) Adanya perjanjian( waralaba/lisensi ).
 
» Diharapkan Kementrian Perdagangan, Kementrian Hukum & HAM, Kementrian Negara Koperasi dan UKM serta KADIN/WALI segera duduk bersama guna merevisi/membuat PP waralaba yang baru
( mengganti PP no.42 tahun 2007 ).
 
» Setiap barang yang diperdagangkan haru berlabel Bahasa Indonesia dan memenuhi Standar Nasional Indonesia - SNI ( termasuk jasa ) hal ini berlaku pula untuk waralaba.
 
» Kewajiban menggunakan produksi domestik/lokal dan pengaturan zonanisasi
( ketentuan ini lebih ditunjukan ke sektor ritel waralaba ).
 
» Pemerintah memeberikan insetif khususbagi ekp, termasuk "ekspor waralaba indonesia" ( sebagai bagian dari pengembangan produk kreatif indonesia). Untuk itu, KADIN dan WALI akan mengaktifkan kembali program "Ekspor Waralaba Indonesia".
 
» Pemerintah wajib menyelenggarakan promosi ( khususnya produk dalam negeri ) dalam bentuk pameran di dalam negeri maupun di luar negeri - termasuk pameran waralaba & Lisensi - dan untuk itu akan dibentuk bentu Badan Promosi Dagang di luar negeri.
 
» Pameran/promosi dagang barang - barang dari LN atau dengan mengundang peserta dari luar negeri ( termasuk pameran waralaba & lisensi ).tanpa ijin Pemerintah dapat dipidana 3 thn atau sebesar Rp. 5 milyar.
 
» Tidak memiliki ijin dagang dapat dipidana 4 tahun atau denda sebesar
Rp. 10 milyar.
Tidak memenuhi SNI dapat dipidana selama 5 thn atau denda Rp. 5 milyar.

Jakarta, 20 Maret 2014

Amir Karamoy
Ketua Komite Tetap Waralaba, Lisensi & Kemitraan
KADIN INDONESIA dan Ketua Dewan Pengarah WALI

cara memilih franchise - sistem franchise

cara memilih franchise - sistem franchise

 

Mengapa Sistem Franchise Dan Bagaimana Memilihnya

Author : Royandi Yunus
Afiliasi : IFBM
Tanggal : 2014-08-21
Topik : Hal-Hal Penting Mengenai Usaha Franchise





Mengapa Sistem Franchise Dan Bagaimana Memilihnya
Keputusan untuk terjun ke dunia bsinis tentunya memerlukan keberanian yang besar. Memilih sistem bisnis yang singkat tingkat resikonya tidak sebesar memulai bisnis dari nol adalah franchising, padahal sistim ini hanyalah salah satu cara dalam sistem pemasaran yang sangat banyak ragamnya.

Calon franchise tinggal "membeli bisnis" untuk menambah penghasilanya, sedangkan Franchisor sebagai pemilik bisnis tinggal menjual bisnisnya ( bisnis modlnya ) untuk menambah keuntungannya.

Dalam berbisnis dengan sistem franchise, walaupun tidak seperti merintis bisnis sendiri, kita tetap wajib meluangkan waktu dan tenaga untuk menjalankannya. Bedanya, bila menjalakan bisnis sendiri adalah seperti mengontrol bayi yang baru lahir untuk belajar duduk, merangkak, kemudian belajar berjalan dan kemudian belajar berlari dengan cara coba - coba, meniru atau bertanya pada teman ( belum tentu tepat sebagai nara sumber ). Dengan sistem franchise kita seperti mengontrol anak yang sudah dapat berjalan untuk berlari lari dengan cara mengikuti prosedur yang sudah teruji dan memiliki ahli yang tepat dan sudah tersedia sebagai tempat bertanya. Relatif jauh lebih mudah, tapi tetap memerlukan perhatian, waktu dan tenaga. Bila kita tidak turut bekerja, bagaimana mungkin bisnis tersebut dapat bertahan dan memberikan keuntungan kepada kita.

Cara awal yang mudah untuk mengetahui apakah bisnis yang diminati itu betul - betul dijalankan secara franchising sebenarnya adalah dengan menanyakan apakan Franchisor sudah memiliki STPW atau tidak. STPW adalah Surat Tanda Pendaftaran Waralaba yang diatur oleh Pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Franchisor yang serius dengan bisnisnya tentunya sudah memiliki STPW atau paling tidak mengaku masih dalam pengurusan. Tidak semua pebisnis bisa mendapatkan STPW karena untuk mendapatkanya ada syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh Franchisor secara serius dan benar serta memiliki sangsi. Diluar hal tersebut umumnya disebut sebagai Kemitraan Business Opportunity atau Lisensi
( bila menyangkut pemakaian merk bisnis ).

cara mem - franchisekan usaha anda

cara mem - franchisekan usaha anda

Bagaimana Memfranchisekan Usaha Anda? (Vol. 1)

Author : Hendry E. Ramdhan
Afiliasi : International Franchise Business Management (IFBM)
Tanggal : 2007-06-27
Topik : Mem-franchisekan Usaha (Franchising)




Pada beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 1-3 juni 2007 diselenggarakan sebuah pameran franchise dan business opportunity di Jakarta. Pameran tersebut merupakan salah satu pameran franchise terbesar di Indonesia yang diadakan pada tahun 2007. Pada pameran tersebut, dari kantor konsultan IFBM ikut berpartisipasi dengan membuka stan dan memberikan free konsultasi selama pameran berlangsung bagi siapa pun yang tertarik dengan bisnis franchise.
 
Selama 3 hari, ternyata bukan hanya calon pembeli bisnis franchise yang datang ke pameran tapi juga banyak calon-calon franchisor atau penjual bisnis franchise yang sempat datang ke pameran untuk melihat atmosfer bisnis franchise di Indonesia yang sedang booming.
 
Banyak calon-calon franchisor tersebut yang berkonsultasi dengan pihak kami tentang bagaimana membuat bisnis mereka menjadi bisnis franchise yang siap dijual dan sukses di industri franchise di Indonesia. Dalam catatan kami, partisipan franchisor yang buka stand di pameran tersebut tidak kurang dari 100 perusahaan franchise sehingga bisnis franchise semakin menggiurkan bagi calon-calon pembeli franchise (franchisee).
 
Semakin banyaknya pilihan perusahaan franchise membuat calon franchisee menjadi lebih memiliki alternatif bisnis franchise apa yang kelak ingin dijalankan. Di lain sisi, bagi franchisor akan dituntut semakin kompetitif guna bersaing dengan franchisor di bidang yang sama. Misalnya, Dobbi chicken akan bersaing dengan red crispy atau merek-merek baru yang juga menjual ayam goreng ala KFC sebagai menu utamanya.
 
Tetapi hati-hati bagi calon franchisee. Sebelum anda membeli franchise, pastikan terlebih dahulu apakah memang perusahaan tersebut sudah termasuk status franchise atau masih berstatus business opportunity? Banyak perusahaan yang mengklaim dirinya perusahaan franchise tetapi ternyata jika diteliti lebih detail, perusahaan tersebut ternyata masih business opportunity.
 
Oleh sebab itu, kami dari konsultan IFBM yang telah beroperasi lebih dari 10 tahun di bidang franchise development melalui tulisan di kolom ini akan memandu Anda yang ingin membangun atau membuat system franchise yang unggul bagi perusahaan Anda. Tentunya dengan panduan tersebut, calon-calon franchisee pun dapat memanfaatkannya untuk menilai dan mengevaluasi sebuah perusahaan franchise.
 
Pada tulisan seri pertama ini, kami ingin memberikan persiapan apa aja yang harus anda lakukan ketika anda membangun sistem franchise?. Ada tiga persiapan yang harus Anda lakukan : Persiapan paradigma, organisasi dan investasi.
 
Persiapan paradigma merupakan yang pertama yang dilakukan oleh Anda. Ketika anda memutuskan akan memfranchisekan bisnis Anda, maka paradigma yang harus dimiliki bukan lagi paradigma untuk menjual produk/jasa kepada konsumen. Misalnya, ketika anda memiliki bisnis makanan bakmi, maka paradigma anda bukan lagi menjual mie kepada pelanggan tetapi paradigma yang harus dibangun adalah menjual ”bisnis” bakminya kepada calon-calon franchisee. Maka perlakuan untuk kedua jenis customer tersebut sangat berbeda. Yang pertama, anda menjual kepada pembeli langsung yang merupakan pemakan mie anda, tetapi yang kedua, anda menjual kepada calon investor franchise yang belum tentu suka makan mie. Namun karena tertarik dengan bisnisnya maka ia membeli franchise anda.
 
Persiapan kedua ialah persiapan organisasi. Persiapan ini dilakukan untuk membentuk organisasi yang solid di dalam perusahaan anda. Apa saja persiapan yang dilakukan di dalam persiapan organisasi akan dibahas secara mendalam di tulisan-tulisan mendatang.
 
Persiapan terakhir adalah persiapan investasi. Disini merupakan persiapan modal yang nantinya harus anda keluarkan untuk menjalankan bisnis franchise anda. Pembahasan persiapan investasi juga akan kami bahas secara mendalam di tulisan-tulisan mendatang. Secara singkat, persiapan investasi akan menghitung berapa biaya investasi awal anda untuk menjadi franchisor, dan berapa besar franchise fee dan royalty fee yang akan dikenakan kepada franchisee-franchisee anda.
 
Ketiga persiapan diatas harus disiapkan secara matang sebelum anda terjun di bisnis franchise. Namun, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan jika ketiga persiapan tersebut telah mantap. Langkah-langkah atau step-step akan kami kupas di tulisan berikutnya. So, nantikan ...!
 
Sukses Luar Biasa untuk Bisnis Franchise Anda !
 
 
 
Penulis
Hendry E. Ramdhan
Partner Konsultan IFBM
0815 1077 5153
mr. hendry@gmail.com

franchise bisnis coaching

franchise bisnis coaching

Bagaimana kabar bisnis Anda ?



Apakah Anda bekerja lebih keras dari yang Anda inginkan? Atau bahkan bekerja lebih keras dari karyawan Anda?

Apakah Anda ingin untuk mengontrol hidup Anda dan memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan keluarga Anda?

Apakah Anda ingin mencapai visi dan impian Anda di bisnis ini ?

Apakah Anda menginginkan bisnis yang bisa berjalan dan berTUMBUH tanpa Anda sendiri harus selalu berada disana?


BAGAIMANA MEMILIKI BISNIS YANG SUKSES, MENGUNTUNGKAN YANG BISA BERJALAN TANPA ANDA DIDALAMNYA???


A Franchise Business Coaching ...

Salam franchise,

Sebagai pelaku bisnis, kami memahami kesulitan-kesulitan yang muncul saat Anda megelola sebuah bisnis. Kami yang memahami kesulitan dan tantangan yang sering muncul bagi pelaku usaha kecil dan menengah, terutama pada tahun-tahun awal berdirinya usaha. Kami memahami perasaan khawatir mengenai kelanjutan hidup usaha Anda dan bagaimana menghasilkan cukup uang untuk menyambung hidup diri sendiri dan keluarga, yang mungkin Anda rasakan setiap hari.


Bagi Anda yang merupakan pelaku bisnis franchise, kami memahami kesulitan-kesulitan tersebut diatas bisa jadi sedang Anda alamai saat ini atau bahkan lebih, tim manajemen dan operasional tidak solid, outlet-outlet cabang yang bermasalah, system franchise yang belum tertata rapi, program pemasaran dan branding yang kurang efektif dan masih banyak kemungkinan masalah lainnya.


Begitu banyak rintangan dalam bisnis Anda, sehingga pada suatu point dimana Anda sadari atau tidak, Anda telah menghabiskan banyak waktu dalam hidup Anda untuk bekerja pada bisnis Anda dengan hasil yang kurang atau belum memuaskan atau malah jalan ditempat. Bahkan, mungkin Anda telah menghabiskan lebih banyak waktu untuk bisnis Anda dibandingkan waktu yang telah Anda habiskan bersama keluarga, teman dan diri Anda sendiri, menggadaikan waktu libur dan tidur Anda untuk bekerja.


Jika demikian adanya, maka ...
        
 STOP  !!
     

     Berhentilah sejenak, inilah saatnya bagi Anda untuk mendefinisikan dan menata ulang bisnis dan hidup Anda.
     Jangan tunggu hidup Anda masalah bertumpuk dan menimpa kepala Anda …
     Jangan tunggu hingga Anda dipaksa mengalah dan menyerah ...

Mungkin masalahnya hanya berada pada caranya yang salah !
Dan Anda hanya butuh pemandu yang tepat untuk menunjukkan cara dan arah yang tepat bagi Anda.
Anda membutuhkan FRANCHISE BUSINESS COACHING ...


Franchise Business Coaching diadakan atas kerjasama Tim WaralabaKu dengan Action Coach dengan tujuan untuk memajukan dunia franchise Indonesia dan kami akan memulainya dengan menjadikan bisnis Anda menjadi lebih professional, lebih menguntungkan, lebih solid dan lebih sukses.

bisnis online jaringan internet

bisnis online jaringan internet

  •  
  •  
  • Bisnis Online

  • Bisnis online adalah peluang bisnis yang masih menjadi primadona banyak orang dan semakin marak di lakukan. Ini berhubung dengan meluasnya jaringan internet pada berbagai daerah. Bisnis online ini bisa di lakukan kapan saja dan dimana saja bahkan dengan menggunakan smartphone juga bisa, hal yang paling penting yaitu adanya sambungan atau koneksi internet. Biasanya bisnis yang berhubungan dengan bisnis online yaitu internet marketer atau yang lebih di kenal dengan online shop affiliate, dropshipper, forex marketing, PPC ( pay per click ) atas iklan yang di klik oleh para pengunjung blog. Anda juga bisa memanfaatkan youtube untuk mengunggah video anda dan mendapatkan penghasilan dari iklan yang di tayangkan pada video tersebut. Pada tahun 2015 ini bisnis online merupakan peluang bisnis yang memiliki prospek yang sangat bagus bahkan pada tahun-tahun berikutnya. Selain bisnis online, ada juga bisnis-bisnis lainnya yang tidak kalah menjanjikan seperti franchise atau warabala.

    • Franchise ( Warabala )
    Warabala adalah salah satu peluang bisnis tahun 2015 yang juga memiliki prospek cukup menjanjikan. Memang saat ini usaha warabala banyak  di lirik oleh para pebisnis. Hal ini di karenakan usaha ini sangat cocok di kerjakan dimanapun. Apabila anda ingin memulai usaha warabala, sebaiknya anda harus mencari warabala yang sudah memiliki merk terkenal. Sebab anda pasti akan lebih mudah dalam menjalankan bisnis tersebut sebab hanya tinggal menduplikasikan konsep bisnis yang sudah teruji. Apalagi sebagai pemegang merk dari produk inovasi yang anda ciptakan sendiri, maka anda akan memiliki peluang untuk mendapatkan kesuksesan yang cukup besar. Contoh usaha warabala yang cukup menjanjikan di tahun 2015 ini adalah bisnis kuliner. Sebetulnya ada banyak sekali bisnis kuliner yang dapat anda jalankan. Bisnis kuliner yang di maksud yaitu menjual frozen food atau makanan olahan beku. Keuntungan yang akan anda dapatkan dari bisnis tersebut adalah proses pemasaran yang dapat di lakukan secara online atau secara offline. Apabila anda ingin untuk menjalankan bisnis kuliner ini, maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar akan terbuka dengan mudah. Selain itu, anda harus berusaha dengan keras agar keuntungan besar bisa anda dapatkan dengan cara yang mudah.

    peluang bisnis - dari rumah

    peluang bisnis - dari rumah
     
    Peluang Bisnis Rumahan Nan Mudah – Pembaca yang budimana, ketemu lagi dengan blog Ide Peluang Bisnis. Kali ini admin akan ungkapkan kabar peluang bisnis rumahan nan mudah dan bisa dijalankan hanya dengan modal yang tidak terlalu besar. Nah jika pembaca tertarik silahkan teruskan untuk membaca artikel ini ya. Jika kita perhatikan, saat ini ada banyak pengusaha yang bermunculan di sekitar kita, tidak hanya pengusaha besar akan tetapi pengusaha kecil dan menengah, bahkan saat ini usaha kecil menengah telah mengalami peningkatan yang cukup besar pertumbuhannya.
    Dengan adanya peluang bisnis yang menggunakan modal kecil, tentu membuat orang mau untuk mencoba membangun usahanya sendiri. Sekarang ini cukup banyak pengusaha kecil menengah yang tidak hanya membuka toko, akan tetapi toko virtual di internet bisa menjangkau oang yang lebih banyak. Bahkan ada beberapa pengusaha online mempunyai penghasilan yang cukup besar. Sebagian besar calon pengusaha sering mengalami kendala pada saat memulai atau mendirikan sebuah bisnis. Kendala yang sering mereka hadapi yaitu kurangnya modal awal untuk memulai bisnis tersebut.
    Mungkin banyak orang yang berfikir akan lebih baik jika meminjam uang dari bank atau mencari investor, cara tersebut memang benar dan dapat di lakukan akan tetapi ini bukanlah hal yang mudah. Sebagian besar bank dan investor bisnis akan menanyakan pengalaman bisnis kita sebelumnya dan juga beberapa informasi lain yang tidak kita miliki, sehingga akhirnya kita tidak mendapatkan modal sama sekali. Sebenarnya kekurang modal tidak menjadi penghambat bagi kita untuk memulai bisnis yang sedang kita dirikan. kita dapat memulai bisnis yang dapat kita lakukan meskipun dengan modal yang sangat minim sebab kita dapat menemukan beberapa peluang usaha modal kecil di sekitar kita.
    Bicara tentang bisnis dengan modal kecil berarti kita harus tetap memiliki modal yang cukup untuk mendirikan bisnis tersebut. Kita tetap harus mengeluarkan uang untuk memulai bisnis, selain itu kita juga harus memiliki modal non material seperti pengetahuan mengenai bisnis yang akan di jalankan, modal kemauan dan usaha yang keras. Kita pun juga dapat memanfaatkan apa saja yang terdapat di sekitar kita untuk memaksimalkan bisnis yang akan di jalankan, seperti dengan memanfaatkan rumah sebagai tempat bisnis, supaya dapat mengurangi biaya sewa tempat atau dapat juga dengan memanfaatkan anggota keluarga dalam menjalankan bisnis untuk mengurangi biaya gaji karyawan. Berikut ini beberapa peluang bisnis rumahan nan mudah, antara lain :

    Peluang Bisnis Offline Dari Rumah
    Saat ini ada banyak peluang bisnis dengan modal kecil yang dapat kita kerjakan dari rumah. Kita bisa melakukan semua proses dalam menjalankan bisnis dengan baik tanpa harus menyewa tempat. Meskipun demikian, kita tetap harus mempertimbangkan market yang terdapat di sekitar kita, apakah akan ada orang yang memerlukan produk yang sedang kita jual. Berikut contoh beberapa usaha rumahan dengan modal kecil yang dapat kita kerjakan, yaitu : 
    jasa jahit
    Peluang Bisnis Rumahan Nan Mudah


    1.Dengan membuka jasa jahit
    Saat ini memang ada banyak orang yang ingin menjahit pakaiannya dengan model dan ukuran tertentu. Dengan demikian, mereka tentu akan mencari jasa menjahit pakaian untuk menjahit pakaian mereka. Bisnis jahit ini akan sangat cocok bagi orang yang memiliki minat pada fashion, hal yang paling penting anda harus memiliki kemampuan dalam menjahit dan mendesain pakaian secantik mungkin.

    2.Menjual pulsa elektrik
    Apabila anda memiliki resep makanan yang cukup unik atau anda bisa membuat snack yang banyak di sukai orang, maka anda harus mempertimbangkan terlebih dahulu bisnis tersebut. Bisnis tersebut sangat cocok bagi orang yang menyukai kuliner. Ada cukup banyak orang yang berhasil dalam menjalankan bisnis makanan bahkan bisnis yang mereka jalankan semakin berkembang dan membuka cabang di tempat lain.
    Nah, bagaimana? Anda tertarik dengan ide yang telah admin utarakan di atas. Semoga saja artikel ini ,peluang bisnis rumahan nan mudah, membawa banyak manfaat untuk pembaca semua.

    by :